Kamis, 02 Juli 2020

Aneh ya, kita pisah gitu aja.

Kamu pergi terlalu lama.
Ga mudah buat aku, seharusnya kamu tau itu.
Kamu memilih menghilang, aku ga ngerti.
Aku bingung kamu benar-benar pergi atau cuma bercanda. Waktu itu, semua terlihat menyebalkan.
Aneh ya, kita pisah gitu aja.
Kamu hilang gitu aja, padahal kamu tokoh utamanya.
Cerita ini jadi ga bisa berlanjut lagi, ga bisa sama-sama kita jalani lagi. Sudah ga ada jalannya.
Kita konstruksi yang dibangun sesuai takaran tapi ternyata gagal.
Karena dipertengahan kamu memilih menghancurkan pondasi awal yang seharusnya bisa jadi bangunan megah, entah apa, entah kenapa.
Dulu, waktu kamu pergi aku berharap kamu kembali buat jelasin sama aku semua hal yang sudah terjadi. Entah itu kenapa kamu pergi, kenapa kamu berubah, dan kenapa ucapanmu seolah olah benar semua ini hanya kosong, kamu berbohong. Katamu, kamu tidak pernah mencintaiku, aku merasa kecewa, sangat sakit sampai air mataku tidak mampu lagi merasakan sakit itu.
Aku pikir kamu akan datang untuk bisa mengubah keputusanku yang mau gantian pergi, tapi kamu berhasil menyudahi semua yang memang sudah benar-benar selesai.
Aku pernah berharap semesta ga pernah mempertemukanku sama orang lain, karena aku maunya sama kamu. Tapi aku bisa apa kalau ada yang lebih baik dari kamu? Yang ga pernah janji tapi juga ga pernah pergi, yang ga pernah banyak bicara tapi juga ga pura-pura, yang ga pernah terlalu banyak mengangankan banyak hal tapi selalu disini. Begitu juga denganmu, bagaimana jika kamu, dan kamu bisa apa jika semesta mempertemukanmu dengan orang lain yang lebih baik dariku?
Relakan.. kamu dan aku tau, kita tidak lagi menjadi kita dan juga tidak akan mungkin lagi kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar